Rindu tiada tara, mengenang duka kekasih mulia. Miftah Fauzi Rakhmat, Lc., M.A.; Muhammad Mulyawan Samad Ashura became the heaviest expression of sorrow, because the earth no longer embraced the remaining ahlul kisa. At Ashura there was the loss of His Majesty, there was a cry of Azzahra sa, there was suffering from al-Murtadha, there was patience of al-Mujtaba alaihimus shalaatu was salaam. Tajuddin Noer Karbala tanpa Fadhl Abbas adalah kemustahilan, Al-Husein tanpa Fadhl Abbas juga kemustahilan, Fadhl Abbas lahir bersama Karbala dan Al-Husein untuk Fadhl Abbas. Keniscayaan Fadhl Abbas untuk seluruh peristiwa Karbala adalah realitas. Keterikatan hukum Karbala dalam seluruh kafila Karbala adalah merupakan dialektika historis yang paling objektif sebab yang saling berhadap-hadapan adalah kebenaran versus kemungkaran. Miftah Fauzi Rakhmat, Lc., M.A. Maka bagi Imam Husain as, tak tersedia lagi jalan perjuangan selain satu: kematian. Yang bisa dihadiahkan Imam Husain, yang bisa dikorbankan sebagai bukti kecintaannya, bukan lagi jalan damai seperti Al-Hasan, atau penantian panjang seperti Ali, atau berdakwah menentang ajaran yang menghancurkan Islam seperti Al-Shadiq as. Satu-satunya jalan perjuangan yang dipilihkan Allah bagi Al-Husain adalah kesyahidan raga sucinya. Miftah Fauzi Rakhmat, Lc., M.A. Inilah kami ya Husain, sekian abad dari masamu, dalam tubuh ringkih yang penuh dosa, dengan lidah kelu yang tercemari dusta, dengan mata dan telinga, kaki dan tangan yang kami gunakan dalam nista. Kami beranikan menyerumu meskipun besar rasa malu kami. Kami kuatkan menyapamu betapapun kotor diri kami. Miftah Fauzi Rakhmat, Lc., M.A. Perjuangan Imam Husain pada 61 Hijriah adalah perjuangan yang akan selalu berkenaan dengan permasalahan umat manusia sepanjang sejarah. Beliau berjuang untuk menegakkan agama akhlak dan cinta; untuk mengajak orang pada kebaikan dan mencegah kemungkaran; juga untuk menyelamatkan manusia dari kehilangan empati sebagai cahaya hati nurani. KH Dr. Jalaluddin Rakhmat, M.Sc. "Ya Allah, sesungguhnya engkau tahu bahwa tidak ada pada kami ambisi untuk merebut kekuasaan atau untuk mengumpulkan kekayaan. Kami hanya ingin memperlihatkan ajaran agamamu (yang sejati), memenangkan kebaikan di negeri-Mu, memberikan rasa aman kepada hamba-hambamu yang teraniaya, dan agar dilaksanakan kewajiban-Mu, sunnah-Mu, dan hukum-hukum-Mu.” (Imam Husain as) KH Dr. Jalaluddin Rakhmat, M.Sc. Atau bergabunglah dengan al-Imam al-Husain seperti Ummu Wahab. Ia berkata kepada anaknya: Bangunlah anakku, bela anak putri Nabi saw. Anaknya menjawab: Pasti aku lakukan, ya ummah. Aku takkan pernah gentar. KH Dr. Jalaluddin Rakhmat, M.Sc. Kata Imam Hasan Al-Askari, “Bukan golongan kami yang tidak menderita karena derita kami dan tidak bergembira karena kegembiraan kami.” Kita menangis duka karena para imam yang berduka. Dan mereka hanya berduka karena redupnya cahaya kebenaran dan berkobarnya api penindasan. Miftah Fauzi Rakhmat, Lc., M.A. Allahumma Ya Rabbana, ampuni kami. Muharram berlalu dan tidak kami hamparkan majelis duka. Tidak bergabung kami dalam barisan para pecinta. Bagaimana mungkin berharap perkenan Mawla Ampuni kami Ya Rabbana. Ampuni kami ya Rabbana. |
"Tidaklah seseorang membacakan syair tentang Imam Husain as dan menangis, yang karenanya orang lain juga ikut menangis, kecuali Allah akan mewarisinya surga dan mengampuni dosa-dosanya" (Imam Ja'far Ash-Shadiq as.) (Rijal, Syaikh Thusi, h. 189) |